Kota Tangerang

Kota Tangerang
Logo

Senin, 22 Februari 2010

PROTAP BP GIGI PUSKESMAS

PROTAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
DI PUSKESMAS KEDAUNG WETAN





1. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.

2. SASARAN :
Petugas ( Dokter Gigi / Perawat Gigi ) dalam melaksanakan pemeriksaan dan perawatan kesehatan Gigi dan Mulut penderita.

3. URAIAN UMUM :
a. Persiapan Ruangan dan Alat :
­ Meja, kursi dan dental unit.
­ Alat-alat Gigi.
­ Bahan-bahan / obat-obatan untuk gigi
­ Kompresor.
­ Bor gigi.

b. Persiapan Petugas :
­ Perlindungan diri.

c. Pemeriksaan Pasien :
­ Anamnesa.
­ Pemeriksaan Gigi ( oral ).
­ Pemeriksaan ekstra oral.

d. Persiapan Tindakan :
­ Catat rencana tindakan.
­ Konseling.
­ Sterilisasi instrumen.

e. Melakukan Tindakan :
­ Konservatif.
­ Pencabutan.

f. Pemeliharaan Ruangan dan Alat.

g. Pencatatan dan pelaporan :
­ Kartu rawat jalan.
­ Register rawat jalan.
­ Sensus harian penyakit.






4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Petugas menyiapkan Ruangan dan Alat, membersihkan meja, kursi dan dental unit, menyiapkan alat-alat gigi, bahan-bahan / obat-obatan untuk gigi, menghidupkan kompresor, memeriksa apakah bor dapat berfungsi dengan baik.

b. Petugas memakai alat perlindungan diri seperlunya.misalnya : Lab Jas, masker dan sarung tangan.

c. Petugas melakukan pemeriksaan pasien, meliputi :
­ Anamnesa tentang keluhan utama, keluhan tambahan, berapa lama, lokasinya dimana, apakah mengganggu tidur, tanyakan juga riwayat penyakit yang lain ( Jantung, Kencing manis, Tekanan darah tinggi, kehamilan pada wanita, alergi, asthma, tbc ).
­ Pemeriksaan Gigi ( oral ) :
» Gigi ( karies, warna, posisi, bentuk ).
» Lidah ( warna, kelainan yang ada, bentuk, ukuran ).
» Mukosa pipi ( ulkus, lesi, radang ).
» Langit-langit keras ( apakah ada kista, tumor, celah langit-langit ).
» Dasar mulut ( apakah bengkak, kista, penyumbatan kelenjar ludah ).
­ Pemeriksaan ekstra oral ( pipi, bibir, kelenjar limfe ).

d. Petugas menentukan Diagnosa dan melakukan persipan tindakan ( buat rencana tindakan, konseling kepada pasien tentang rencana tindakan dan hal-hal yang penting diketahui oleh pasien ) serta melaksanakan sterilisasi instrumen.

e. Petugas melakukan Tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis tindakan yang diperlukan :

1) Konservatif :
a) Penambalan Tetap :
» Iritasi pulpa dan karies media :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap ( amalgam, art, luxilut, silikat, fuji, dll ).
­ Instruksi.

» Hiperaemi pulpa :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Eugenol kapas.
­ Fletcer.
Pasien diintruksikan kembali 1 ( satu ) minggu lagi. Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti dengan :
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap.
­ Instruksi.

» Hp. Profunda :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Preparasi cavitas.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Perlindungan pulpa dengan Dycal atau calxyl.
­ Zinc phosphat cement.
Pasien diinstruksikan untuk kembali 3 – 7 hari lagi. Sesudah pasien kembali tambalan sementara dibongkar diganti dengan :
­ Zinc phosphat cement.
­ Tambalan tetap.
­ Instruksi.

b) Penambalan Sementara :
» Pulpitis :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat gigi untuk menghilangkan rasa sakit dan obat untuk mematikan saraf gigi ( devitalisasi pulpa ).
­ Tambalan sementara dengan Fletcer atau cavit.
­ Pemberian analgetik peroral.
­ Pasien disuruh kembali 3 ( tiga ) hari lagi. Setelah pasien kembali dilakukan :
­ Bongkar tambalan sementara.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat untuk sterisasi pulpa ( salah satu, TKF, CHKM, chresophene atau rockle, ditaruh di kapas dan diletakkan di ruang pulpa ).
­ Fletcer atau cavit.
Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi. Ketika pasien kembali obatnya diganti. Penggantian obat dilakukan minimal 2 kali. Kalau gigi masih sakit bila diperkusi penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai pasien tidak merasa sakit lagi ketika gigi diperkusi maka gigi dianggap sudah steril. Selanjut di lakukan :
­ Bongkar tambalan sementara.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat mumifikasi ( putrex atau iodoform pasta ).
­ Zinc phosphat cement.
­ Pasien diinstruksikan kembali 1 minggu lagi. Sesudah pasien kembali dilakukan :
­ Pembuangan sebagian sebagian dari Zinc phosphat cement.
­ Preparasi cavitas.
­ Tambalan tetap ( amalgam atau silikat ) tergantung keperluan, fungĂ­s dan estetik.
­ Instruksi.

» Gangren pulpa :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene atau rockle ).
­ Fletcer atau cavit.
­ Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.
Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali sehari dengan mengganti obat dalam pulpa. Kalau masih ada bau ganggren atau rasa sakit kalau gigi diperkusi, penggantian obat dilakukan lagi berulang-ulang sampai tidak ada rasa sakit lagi ketika gigi diperkusi. Sesudah pulpa steril proses selanjutnya sama dengan perawatan pulpitis di atas.

» GP dengan PD ( Gangren pulpa dengan Periodontitis ) :
­ Pembuangan jaringan karies.
­ Pembukaan atap pulpa.
­ Sterilisasi cavitas.
­ Tutupdengan kapas (longgar).
­ Pemberian antibiotik dan analgesik per oral
­ Intruksikan pasien kembali 3 hari lagi.
Sesudah pasien kembali dan gigi tidak sakit ketika diperkusi, perawatan selanjutnya sama dengan perawatan gangren pulpa. Catatan : Prosedur ini dilaksanakan kalau gigi masih memungkinkan untuk dilakukan penambalan tetap.


2) Pencabutan :
a) Pencabutan gigi tetap :
» Oleskan betadin pada gigi yang akan dicabut.
» Penyuntikan dengan obat anestesi ( lidocain atau pehacain ).
» Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari gusi dengan bein.
» Pencabutan gigi.
» Pemberian tampon.
» Pemberian antibiotik, analgetik, anti imflamasi ( kalau perlu ) per oral.

b) Pencabutan gigi susu :
» Topikal anestesi.
» Pencabutan.
» Pemberian tampon.
» Instruksi.

c) Abses :
» Abses pada akar gigi ( lokal ) :
­ Bersihkan daerah sekitar gigi.
­ Oleskan betadin.
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
­ Instruksikan kepada pasien agar kembali setelah obat habis. Kalau pasien sudah sembuh lakukan pencabutan gigi.

» Abses sub mukosa ( dengan gigi gangren ) :
­ Buka atap pulpa.
­ Bersihkan cavitas.
­ Tutup dengan kapas ( longgar ).
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
­ Instruksikan pasien kembali setelah obat habis, kalau masih bengkak tambah obat lagi untuk dilanjutkan, kalau sudah sembuh dapat dilakukan pencabutan gigi.

» Abses sub cutan ( dengan gigi gangren ) :
­ Oleskan betadin.
­ Pemberian topikal anestesi.
­ Insisi abses.
­ Drainage.
­ Bersihkan.
­ Kalau ekstra oral dan tersedia rubberdam, beri rubberdam untuk drainage.
­ Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan atap pulpa bila memungkinkan.






3) Perawatan Jaringan Periodontal :
a) Calculus :
» Kumur-kumur.
» Pengambilan karang gigi supra dan sub ginggival.
» Dibersihkan.
» Oleskan betadin.
» Instruksi.

b) Periodontitis :
» Oleskan betadin pada gusi.
» Lakukan Curetage.
» Bersihkan dengan menyemprotkan betadin.
» Kumur-kumur.
» Berikan antibiotik, analgetik dan anti imflamasi per oral.
» Instruksi.

f. Setelah selesai melakukan tindakan / penanganan pasien, petugas melaksanakan kegiatan :

1. Membersihkan alat-alat bekas dipakai.
2. Membersihkan ruang pelayanan.
3. Perawatan contra angle dan scaler motorik dengan minyak.
4. Sterilisasi alat ( instrumen ).

g. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan :
­ Mengisi Kartu rawat jalan.
­ Mencatat dalam Register rawat jalan semua pasien yang dilayani.
­ Membuat sensus harian penyakit.
­ Membuat laporan sesuai dengan kebutuhan.

1 komentar:

  1. Untuk penambalan gigi, apakah puskesmas kedaung wetan ini bisa?
    Harap di jawab.

    Terima kasih
    Amran

    BalasHapus